Hari Guru 2025: Terima Kasih untuk Mereka yang Menerangi Jalan Anak-Anak Kita
25 November adalah hari guru nasional, mengingatkan saya untuk memikirkan satu hal: betapa besarnya peran guru dalam kehidupan kita — bukan hanya ketika kita masih kecil, tapi terutama saat kita sudah menjadi orang tua. Ketika kita melihat anak-anak kita berangkat ke sekolah, tersenyum ketika pulang, bercerita tentang gurunya dengan mata berbinar, saat itu kita sadar bahwa sebagian besar tumbuh kembang mereka dipandu oleh tangan-tangan penuh kasih.
Dan karena itu, Hari Guru Nasional bagi saya tahun ini terasa lebih personal, lebih dekat, lebih hangat — karena ia bukan lagi tentang masa kecil saya saja, tetapi tentang masa depan anak saya.
Untuk Guru-Guru di TK Nurul Islam Pare: Terima kasih telah menjadi “rumah pertama” bagi langkah anak kami
Perjalanan belajar anak saya dimulai di TK Nurul Islam Pare, tempat ia mengenal dunia dengan cara yang lembut. Saya selalu percaya bahwa guru TK memiliki hati yang paling besar. Mereka berhadapan dengan anak-anak yang baru mengenal aturan, baru belajar bersosialisasi, baru memahami emosi.
Terima kasih kepada para guru di TK Nurul Islam Pare yang setiap pagi menyambut anak kami dengan senyum tulus — senyum yang entah bagaimana bisa menghapus rasa ragu dan menggantinya dengan keberanian untuk belajar.
Terima kasih karena mengajarkan hal-hal sederhana namun fundamental: cara berbagi, cara meminta maaf, cara mengungkapkan perasaan, cara berdoa, cara bersikap baik kepada teman.
Di usia sekecil itu, anak kami mungkin tidak paham apa itu “pendidikan”. Tetapi ia mengenal cinta, perhatian, dan rasa aman — semua itu berkat guru-gurunya.
Untuk Guru-Guru di SD Nurul Islam Pare: Pondasi yang tidak akan pernah hilang
Anak kami Aisha pernah menghabiskan waktu di SD Nurul Islam Pare, meski hanya sebentar — kelas 1 sebelum akhirnya pindah. Tapi masa singkat ini menyisakan kesan yang kuat. Guru-gurunya sabar, lembut, dan penuh perhatian pada proses adaptasinya yang begitu berarti.
Terima kasih karena telah menyambutnya dengan tangan terbuka. Terima kasih karena mengajar dengan metode yang menyenangkan, membuat Aisha merasa sekolah adalah tempat yang aman dan menyenangkan. Meski kini dia tidak lagi belajar di sana, jejak pendidikan itu tetap tertinggal di cara ia membaca, menulis, dan berpikir.
Guru-gurunya di SD Nurul Islam Pare mungkin tidak tahu betapa besar dampaknya pada anak kami. Tapi kami tahu, dan kami mengingatnya dengan penuh syukur.
Untuk Guru-Guru di SD BPPI Cokroaminoto Pare: Terima kasih atas pendampingan yang berarti
Saat ini, Aisha belajar di SD BPPI Cokroaminoto Pare. Dan kami melihat betapa besar peran guru-guru di sana dalam membantunya tumbuh, bukan hanya secara akademik, tetapi juga emosional dan sosial.
Terima kasih kepada guru-guru yang setiap hari bersabar menjelaskan materi, mengatur kelas, membimbing anak-anak dengan keberagaman karakter dan kemampuan yang kadang tidak mudah. Terima kasih sudah membangun suasana belajar yang nyaman, mendorong Aisha untuk lebih percaya diri, lebih berani, dan lebih termotivasi.
Guru-guru di sini adalah teladan nyata: hadir dengan hati, bekerja dengan cinta, dan mengajar dengan niat yang selalu baik.
Menjadi Orang Tua Membuat Saya Makin Mengerti Arti Guru
Dulu, sebagai murid, saya hanya melihat guru dari satu sisi: sebagai orang yang berdiri di depan kelas, menjelaskan pelajaran. Tapi ketika menjadi orang tua, saya melihat seluruh perjuangannya—bahwa mengajar bukan hanya soal menyampaikan materi, melainkan menyertai perjalanan tumbuh seorang anak.
Guru adalah orang yang mendengar cerita anak kita ketika kita tidak ada.
Guru adalah orang yang melihat perkembangan mereka dari hari ke hari.
Guru adalah orang yang menemukan potensi anak bahkan sebelum anak itu menyadarinya.
Guru adalah orang yang mengajarkan kesabaran, keberanian, dan tanggung jawab secara halus namun mendalam.
Menjadi orang tua membuat saya jauh lebih menghargai guru daripada sebelumnya. Dan Hari Guru Nasional tahun ini membawa saya pada kesadaran yang sangat kuat: guru bukan hanya hadir untuk murid, tetapi juga untuk keluarga murid.
Lalu saya menengok ke belakang… dan teringat para guru yang pernah mendidik saya
Setelah berbicara tentang guru-guru anak saya, pikiran saya bergeser ke masa lalu. Saya merasa ada utang terima kasih yang tidak pernah benar-benar saya ucapkan dengan layak kepada orang-orang yang telah menemani masa kecil dan remaja saya.
Saya memulai semuanya di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Takerharjo — tempat pertama saya mengenal huruf dan angka. Guru-gurunya penuh kelembutan, mengajarkan hal sederhana dengan penuh kesabaran.
Lalu saya melanjutkan ke MI Muhammadiyah 03 Takerharjo, tempat saya belajar dasar-dasar disiplin, ibadah, dan adab. Gurunya mengajarkan lebih dari sekadar pelajaran; mereka mencontohkan kebaikan setiap hari.
Kemudian saya tumbuh di MTs Muhammadiyah 07 Takerharjo, masa peralihan yang tidak mudah, tapi saya selalu ingat bagaimana guru-gurunya menghadapi kami dengan ketegasan yang penuh perhatian. Mereka memahami bahwa remaja tidak hanya butuh nasihat, tetapi juga bimbingan.
Di SMA Al-Amin Paciran, saya belajar tentang mimpi dan masa depan. Guru-gurunya tidak hanya menyiapkan kami untuk ujian sekolah, tetapi juga ujian kehidupan. Mereka menanamkan nilai-nilai yang sampai hari ini masih saya bawa.
Ketika saya melihat perjalanan saya ke belakang, saya menyadari sesuatu:
Guru-gurulah yang membuat semua itu mungkin.
Guru Adalah Pembentuk Masa Depan, Bahkan Jika Mereka Tidak Selalu Tersadar
Kadang saya berpikir: guru mungkin tidak selalu ingat nama muridnya bertahun-tahun kemudian. Tapi murid akan selalu membawa sedikit dari gurunya sepanjang hidupnya. Cara berpikir kita, cara berbicara, cara bersikap—semua sedikit banyak dipengaruhi oleh guru.
Mereka adalah pahlawan yang tidak butuh panggung.
Mereka adalah cahaya yang tidak pernah menuntut dipuji.
Mereka adalah fondasi yang sering kita lupakan, tetapi tidak pernah bisa kita hidupkan tanpa mereka.
Untuk Semua Guru, Dari Masa Lalu Hingga Sekarang: Terima Kasih
Di Hari Guru Nasional 2025 ini, saya ingin mengucapkan:
Terima kasih kepada guru-guru anak saya yang menjadi sosok penting dalam tumbuh kembangnya.
Terima kasih kepada guru-guru saya dulu yang membentuk saya menjadi seperti hari ini.
Terima kasih kepada semua guru di Indonesia yang terus mengajar dengan hati meski kadang tanpa apresiasi yang cukup.
Semoga Allah membalas setiap lelah dengan keberkahan.
Semoga kesehatan, kesabaran, dan kekuatan selalu menyertai.
Semoga ilmu yang diajarkan mengalir menjadi amal jariyah tanpa henti.
Selamat Hari Guru Nasional 2025.
Terima kasih telah menjadi penerang bagi generasi kami — dan generasi anak-anak kami.

Gabung dalam percakapan